PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) akan merilis kinerja keuangan kuartal III-2024 sekaligus performa 9 bulan per September 2024 pada Rabu (30/10/2024).
“Manajemen perseroan akan menyelenggarakan conference call untuk membahas kinerja kuartal ketiga tahun 2024 pada tanggal 30 Oktober 2024 pukul 19:00 Waktu Indonesia Barat (atau 30 Oktober 2024 pukul 08:00 Waktu Amerika Serikat bagian Timur),” tulis manajemen GoTo, dalam pengumuman di situs resminya, dikutip Kamis (17/10/2024).
Dari sisi perbaikan kinerja, di Q2-2024, Gojek mampu mencatatkan EBITDA yang disesuaikan positif menjadi Rp 256 miliar, positif 3 kuartal beruntun sejak Q4-2023 seiring dengan inovasi produk yang dilakukan seperti “Produk Hemat”.
Melalui “Produk Hemat” yang menyasar mass market tersebut GOTO mampu mendongkrak pertumbuhan nilai transaksi di platform (Gross Transaction Value/GTV). Sementara untuk menjaga profitabilitas, perseroan melakukan up selling dengan menjual produk yang lebih premium.
Sementara itu, untuk segmen fintech GOTO mampu memangkas rugi EBITDA yang disesuaikan sebesar 67 persen. Hal ini dapat terjadi lantaran GOTO mampu mendongkrak GTV inti sampai 65 persen dan bahkan pendapatan bruto segmen ini melonjak 97 persen akibat aplikasi GoPay yang semakin banyak diunduh oleh pengguna serta peluncuran produk pinjaman.
Aplikasi GoPay telah diunduh lebih dari 30 juta kali secara kumulatif, sedangkan nilai pinjaman yang disalurkan meningkat sekitar 3,5 kali lipat pada kuartal kedua tahun 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Lalu bagaimana rekomendasi saham GOTO?
Rekomendasi
Memasuki periode rilis laporan keuangan kuartal 3-2024, dua broker asing yakni UOB Kay Hian Sekuritas dan Mirae Asset Sekuritas memberikan rekomendasi beli saham GOTO. Rekomendasi beli tersebut didasari oleh perkembangan bisnis dan prospek kinerja GOTO yang positif.
Laporan riset terbaru UOB Kay Hian Sekuritas dengan kode broker AI yang ditulis oleh Stevanus Juanda memberikan rekomendasi buy untuk saham GOTO. Tidak hanya itu, Stevanus pun menaikkan target harga saham GOTO menjadi Rp 70 per saham dari sebelumnya Rp 69 per saham.
“Target ini menggunakan EV/GMV wajar sebesar 0,18 dan diskon 25% nilai wajar GOTO dengan memperhitungkan penjualan Tokopedia,” tulis Stevanus dalam laporan riset yang dirilis pada Senin, 14 Oktober 2024 dikutip Kamis (17/10/2024).
Ada tiga alasan utama Stevanus memberikan rekomendasi beli saham GOTO. Pertama, perusahaan induk Gojek dan GoTo Financial (GTF) ini optimistis bisa mencapai titik impas (break-even) untuk EBITDA grup yang disesuaikan pada tahun 2024.
Kedua, tidak ada persaingan ketat di bisnis On-Demand Service (ODS) lewat Gojek dan bisnis Fintech via GTF (salah satunya Gopay). Adapun alasan ketiga yakni aksi pembelian kembali saham (buyback) GOTO serta kesepakatan perseroan dengan Alibaba untuk layanan cloud yang dinilai akan mengurangi tekanan jual pada harga sahamnya.
Senada dengan Stevanus, analis saham Mirae Asset Sekuritas (YP), Christopher Rusli juga memberikan rekomendasi beli saham GOTO dengan target harga di Rp 80 per saham. Christopher bahkan menjadikan GOTO (top-pick) sebagai saham pilihan untuk sektor teknologi.
Alasan dibalik rekomendasi beli tersebut karena GOTO bermaksud untuk mempercepat pertumbuhan pada semester kedua tahun 2024 dengan memanfaatkan produk ODS yang terjangkau dan aplikasi GoPay, dengan target 150 juta pengguna.
“Perusahaan berencana untuk memperluas produk pinjamannya, termasuk Buy Now Pay Later (BNPL) dan pembiayaan kendaraan, sambil berfokus pada disiplin manajemen biaya,” tulis Christopher dalam laporan riset yang dirilis 7 Oktober 2024.
Apabila melihat kinerja di sepanjang semester I-2024, analis optimis bahwa tren positif tersebut dapat berlanjut di kuartal III-2024 hingga akhir tahun.
Sebagai informasi, GOTO berhasil meningkatkan performa keuangannya hingga semester I-2024 seiring dengan pertumbuhan kinerja baik di segmen ODS maupun fintech.
Pada semester I-2024, GOTO mencatat rugi EBITDA disesuaikan berhasil dipangkas 92 persen menjadi Rp 150 miliar, dari rugi EBITDA yang disesuaikan di semester I-2023 yang mencapai Rp1,78 triliun. Sementara untuk 3 bulan atau hanya Q2-2024, rugi EBITDA yang disesuaikan GoTo tersisa hanya Rp 48 miliar.